Sebuah eksoplanet--planet di luar tata surya kita-- berukuran besar
bernama HAT-P-7b, memiliki awan yang diduga terbuat dari rubi dan safir.
Peneliti
dari University of Warwick di Inggris mengatakan, hal itu ditemukan
ketika mereka mengamati pola cuaca planet HAT-P-7b yang berjarak 1.000
tahun cahaya dari Bumi.
Menurut peneliti, itu merupakan kali pertama pola cuaca eskoplanet
gas raksasa ditemukan. Mereka juga mengatakan, telah memantau awan
dengan visual menakjubkan yang kemungkinan terbuat dari korundum,
mineral yang ditemukan di batu rubi dan safir.
Meski diselimuti oleh batu mulia, HAT-P-7b bukanlah tempat yang
nyaman untuk ditinggali. Planet itu memiliki sistem cuaca esktrem, badai
yang kerap menerjang, dan suhu mencapai 2.500 derajat Celcius.
Menurut penelitian yang dimuat dalam Nature Astronomy, HAT-P-7b
memiliki pasang surut terkunci, yakni satu sisi selalu menghadap ke
bintang tempatnya mengorbit sehingga membuat sisi lainnya selalu dingin.
Dikutip dari VOA, Rabu (12/14/2016), peneliti mampu melihat
sebuah pancaran di dekat khatulistiwa dengan kecepatan angin dramatis
berbeda-beda yang mendorong sejumlah besar awan di seluruh planet.
"Dengan menggunakan satelit Kepler milik NASA, kami mampu mempelajari
cahaya yang dipantulkan dari atmosfer HAT-P-7b, dan menemukan bahwa
atmosfer itu berubah dari waktu ke waktu," ujar David Armstrong di
Astrophysics Group Warwick.
"Hasil ini menunjukkan bahwa angin kencang berputar di planet,
mengangkut awan dari sisi gelap ke sisi terang. Angin mengubah kecepatan
secara dramatis, yang menciptakan pembentukan awan besar lalu kemudian
menghilang. Ini adalah deteksi pertama cuaca di sebuah planet gas
raksasa di luar tata surya kita," imbuh Armstrong.
HAT-P-7b pertama kali ditemukan pada 2008. Planet tersebut 500 kali
lebih besar dari Bumi dan 40 persen lebih besar dari Yupiter, di mana
bintang tempatnya mengorbit berukuran dua kali lebih besar dari
Matahari.
0 komentar:
Posting Komentar